#1Day1Ayat : Lanjut Seadanya atau Ngulang Tahun Depan?

Tuesday, June 28, 2016 0 Comments A + a -

Roy's Artwork
Hari ini pengumuman SBMPTN dan ada sahabatku yang membawa kabar gembira yaitu Giena Sofia yang diterima di Farmasi ITB. Selamat yaa dek ghien~ Tapi masih ada beberapa sahabat aku yang masih harus berjuang di ujian mandiri. Mohon doanya ya teman-teman, supaya mereka lolos tahun ini dan mendapat univ impiannya^^
Artinya: "Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapalah mereka tidak bersyukur?"

Baca Punya Ukhti Fira :

Bicara soal impian memang tidak akan pernah ada habisnya. Kita selalu ingin sesuatu yang lebih. Alasannya karena kita ingin memperbaiki hidup, menikmati indahnya hidup atau mempermudah hidup. Tapi ada juga orang yang memiliki impian karena hanya ikut-ikutan. Dia belum paham apakah dia benar-benar menginginkan dan membutuhkannya atau tidak. Tapi karena orang-orang melihat impian tersebut sebagai sesuatu yang penting, maka ia menjadikan "impian orang lain" sebagai "impiannya" juga. 

Aku pernah mengalaminya.

Sejak dulu aku ingin kuliah di Univeristas Indonesia. Tapi aku tidak pernah tau kenapa aku menginginkannya. Aku juga tidak tahu dimana pertama kali menemukan nama Universitas Indonesia dan menetapkan dia sebagai kampus impian. Aku belum pernah kesana sekalipun (saat ini sudah). Saat itu aku hanya melihatnya lewat tv, website atau mendengarnya dari perbincangan orang-orang karena UI adalah buah bibir masyarakat Indonesia sepanjang masa. 

Ketika masanya tiba untuk menentukan dan memperjuangkan kampus impian. Aku tidak punya alasan yang berarti untuk sungguh-sungguh mendapatkannya (Universitas Indonesia). Aku tidak punya penilaian apakah kampus ini baik atau buruk. Meskipun dilihat dari prestasi, tingkat kepopuleran, fasilitas. I have no idea. Akhirnya aku menerima kampusku yang sekarang dengan perasaan enteng. Yasudah~ seperti aku menerima tawaran tinggal di pesantren 6 tahun yang lalu. Mungkin karena aku begitu penurut tanpa tapi. 

Lalu sekarang aku melihat fenomena ini 


Mimin ini orangnya nekatan, mau ngambil resiko untuk dapetin apa yang dia inginkan. Ya, sesuatu yang besar memang harus dibayar dengan hal yang besar pula. Tapi komentar teman-teman lain dibawahnya menyusul dengan tanggapan negatif. Dari #teamgalolosSBMPTN mereka bilang, "Yaudah sih, bersyukur aja, toh kampus mah gimana kitanya" 
"Bersyukurlah masih banyak orang yang ga keterima ditempat yang lo dapetin" 
"Kalo lu ga minat kenapa dari awal lu milih pilihan itu, kasian jatah orang lu sia-siain"

Nah kan galau. 
Sebenernya zenius udah pernah bahas soal ini, coba deh baca insightnya keren-keren. Dan mungkin bisa mencerahkanmu juga. 


Kalau dari aku sendiri. Aku bakal "memanfaatkan buah" yang Allah kasih. Bagimanapun pemberiannya. Meskipun sebenarnya aku masih bisa mengusahakan daging. (ini berkaitan sama ayat yang lagi dibahas ya, takut ga paham :P) 

Karena kenapa? Karena intinya sikap yang terpenting kan finalnya kita harus bersyukur. Kalau kita sudah dapat kampus impian lalu ga bersyukur dan ga melakukan yang tebaik nanti ngeluh lagi. Terus ga dapet kampus impian berarti ngeluh ga salah dong? Ya enggak juga. Kenapa mesti ngeluh selagi kita masih punya kesempatan waktu untuk memperbaiki diri di tempat yang ternyata bakal bawa kesuksesan. Kan kita gatau. Ini kata adek aku loh ya hahaha. 

Ya aku sependapat. 
Dimanapun berada selalu ada kesempatan kamu buat besar dan berkembang. Jangan lupa faktor kesuksesan kamu ga cuma didunia akademik aja. Meskipun universitas ini adalah jembatan. 




Telkom University - Ilmu Komunikasi (Broadcasting)
Scriptwriter | Journalist | Editor | Pejuang Quran, She is